Profil Desa Wangen
Ketahui informasi secara rinci Desa Wangen mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Mengupas potensi desa sebagai lumbung pertanian padi yang subur sekaligus sebagai lokasi wisata rintisan berbasis mata air Umbul Susuhan, yang dikelola untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
-
Lumbung Pertanian yang Andal
Desa Wangen merupakan salah satu desa agraris penting di Polanharjo, dengan lahan persawahan yang sangat produktif berkat pasokan air melimpah dari sistem irigasi mata air.
-
Pengembangan Wisata Rintisan Umbul Susuhan
Desa ini tengah merintis pengembangan Umbul Susuhan sebagai destinasi wisata air alternatif, menawarkan suasana yang lebih alami dan tenang dibandingkan destinasi utama di sekitarnya.
-
Perpaduan Ekonomi Agraris dan Pariwisata
Desa Wangen secara cerdas memadukan kekuatan ekonomi dari sektor pertanian yang sudah mapan dengan sektor pariwisata yang sedang tumbuh, menciptakan model ekonomi desa yang tangguh dan beragam.
Terletak di kawasan subur Kecamatan Polanharjo, Desa Wangen menampilkan wajah desa yang seimbang antara tradisi agraris yang mengakar kuat dan visi pengembangan pariwisata yang mulai bersemi. Desa ini adalah potret dari sebuah komunitas yang tidak hanya puas menjadi lumbung padi yang andal, tetapi juga berani berinovasi dengan merintis pengembangan potensi mata air lokalnya, Umbul Susuhan. Berbeda dengan gemerlap destinasi wisata besar di sekitarnya, Wangen menawarkan pesona yang lebih otentik dan tenang. Di sini, hijaunya hamparan sawah menjadi latar belakang bagi beningnya air umbul, menciptakan sebuah harmoni yang menenangkan jiwa dan menjanjikan potensi ekonomi baru bagi warganya.
Sejarah dan Identitas Agraris
Secara historis, Desa Wangen adalah desa pertanian murni. Namanya, "Wangen," dalam beberapa penafsiran bahasa Jawa kuno dapat dikaitkan dengan aroma wangi, yang sering kali merujuk pada wangi bunga atau padi yang menguning saat panen. Identitas ini sangat melekat pada kehidupan masyarakatnya. Sejak berabad-abad lalu, para petani di Wangen telah mahir memanfaatkan aliran air dari mata air-mata air Polanharjo untuk menyulap lahan tadah hujan menjadi sawah irigasi teknis yang produktif. Kehidupan komunal di desa ini terbangun di sekitar siklus pertanian: mulai dari tradisi wiwitan sebelum panen, semangat gotong royong saat mengolah lahan, hingga perayaan syukur setelah panen berhasil. Fondasi agraris yang kokoh inilah yang menjadi penopang utama stabilitas ekonomi dan sosial desa hingga hari ini.
Geografi di Jantung Aliran Air Polanharjo
Letak geografis Desa Wangen sangat diuntungkan oleh posisinya dalam sistem hidrologi Kecamatan Polanharjo. Desa ini dialiri oleh kanal-kanal irigasi yang membawa air jernih dari berbagai sumber mata air, menjamin pasokan air yang melimpah sepanjang tahun untuk kebutuhan pertanian. Selain itu, desa ini juga memiliki sumber mata airnya sendiri, yaitu Umbul Susuhan, yang menjadi aset vital bagi desa. Lanskap desa didominasi oleh persawahan yang tertata rapi, diselingi oleh permukiman penduduk yang asri dan rumpun-rumpun bambu yang meneduhkan.Batas-batas wilayah Desa Wangen secara administratif adalah sebagai berikut: di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Kebonharjo. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Nganjat. Sementara itu, di sisi selatan, berdampingan dengan Desa Turus, dan di sebelah barat, berbatasan dengan Kecamatan Tulung. Posisinya yang dekat dengan beberapa desa wisata populer menjadikannya memiliki potensi untuk menangkap limpahan wisatawan.
Demografi dan Masyarakat yang Adaptif
Masyarakat Desa Wangen adalah cerminan dari komunitas agraris yang mulai beradaptasi dengan peluang baru. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Desa Wangen adalah 141,61 hektare. Wilayah yang cukup luas ini dihuni oleh ribuan jiwa, dengan mayoritas berprofesi sebagai petani. Namun dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan dimulainya pengembangan Umbul Susuhan, mulai muncul profesi-profesi baru di bidang jasa pariwisata, seperti pengelola tiket, penjaga warung, dan penyedia jasa lainnya. Generasi muda desa, khususnya yang tergabung dalam Karang Taruna, menunjukkan antusiasme tinggi dan menjadi motor penggerak dalam inisiatif pengembangan pariwisata ini. Hal ini menunjukkan karakter masyarakat yang adaptif dan terbuka terhadap inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan.
Rintisan Wisata Umbul Susuhan
Umbul Susuhan adalah permata tersembunyi di Desa Wangen. Berbeda dengan Umbul Ponggok yang ramai, Umbul Susuhan menawarkan suasana yang jauh lebih alami, tenang, dan menyatu dengan alam. Dikelilingi oleh pepohonan rindang, mata air ini membentuk kolam alami dengan air yang sangat jernih dan segar. Melihat potensi ini, masyarakat desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) mulai menata dan mengelola Umbul Susuhan sebagai destinasi wisata rintisan. Fasilitas-fasilitas dasar seperti ruang ganti, toilet, dan warung-warung kecil mulai dibangun secara bertahap. Konsep yang diusung adalah wisata keluarga yang terjangkau, di mana pengunjung dapat menikmati kesegaran mata air alami tanpa harus berdesakan. Pengembangan yang tidak masif dan menjaga keaslian alam justru menjadi daya tarik utamanya.
Tata Kelola Pemerintahan yang Mendukung Diversifikasi
Pemerintah Desa Wangen, di bawah kepemimpinan Kepala Desa, memainkan peran penting dalam mendukung model ekonomi ganda di desanya. Di satu sisi, pemerintah desa terus memberikan perhatian penuh pada sektor pertanian melalui program-program dukungan untuk kelompok tani dan perbaikan infrastruktur irigasi. Di sisi lain, pemerintah desa juga memberikan ruang dan dukungan penuh bagi inisiatif pengembangan pariwisata yang dimotori oleh BUMDes dan Pokdarwis. Alokasi dana desa pun mulai diarahkan secara proporsional untuk mendukung kedua sektor ini. Sikap pemerintah desa yang visioner dan suportif ini menjadi kunci dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya diversifikasi ekonomi.
Perekonomian yang Seimbang: Pertanian dan Pariwisata
Model ekonomi Desa Wangen berdiri di atas dua kaki yang sama-sama kuat.Sektor Pertanian tetap menjadi fondasi utama. Desa Wangen dikenal sebagai salah satu produsen beras berkualitas di Polanharjo. Keberhasilan sektor ini menjamin stabilitas dan ketahanan pangan bagi masyarakat, serta menjadi sumber pendapatan yang pasti.Sektor Pariwisata yang berpusat di Umbul Susuhan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru. Meskipun masih dalam tahap rintisan, sektor ini telah mampu menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan pendapatan tambahan bagi warga sekitar. Kehadiran wisatawan memicu tumbuhnya UMKM di bidang kuliner dan jasa lainnya. Kedua sektor ini saling mendukung; pertanian menjaga lanskap desa tetap hijau dan asri yang menjadi daya tarik wisata, sementara pariwisata memberikan nilai tambah ekonomi bagi produk-produk pertanian lokal.
Infrastruktur Desa
Infrastruktur di Desa Wangen terus ditingkatkan untuk melayani kebutuhan ganda. Jalan-jalan desa dan jalan usaha tani dalam kondisi baik untuk menunjang aktivitas pertanian. Untuk mendukung pariwisata, akses jalan menuju Umbul Susuhan juga telah diperkeras dan dilengkapi dengan papan penunjuk arah. Fasilitas dasar seperti jaringan listrik, air bersih, dan telekomunikasi telah menjangkau seluruh wilayah. Di bidang pendidikan dan kesehatan, keberadaan Sekolah Dasar dan Posyandu memastikan layanan dasar bagi warga terpenuhi.
Kehidupan Sosial yang Guyub
Meskipun mulai mengenal dunia pariwisata, kehidupan sosial masyarakat Desa Wangen tetap guyub dan kental dengan nilai-nilai pedesaan. Semangat gotong royong masih menjadi landasan dalam setiap kegiatan komunal, baik itu membersihkan lingkungan, memperbaiki fasilitas umum, maupun dalam mengelola kegiatan di Umbul Susuhan. Kegiatan keagamaan dan tradisi lokal tetap berjalan dengan semarak, menjadi perekat yang menjaga keharmonisan antarwarga. Keterlibatan aktif warga dalam merintis usaha pariwisata justru semakin memperkuat ikatan dan rasa memiliki mereka terhadap desa.Sebagai kesimpulan, Desa Wangen adalah contoh dari sebuah desa yang cerdas dalam merencanakan masa depannya. Dengan tidak meninggalkan kekuatan utama di sektor pertanian, mereka secara perlahan namun pasti membangun pilar ekonomi baru melalui pariwisata. Harmoni antara lumbung padi dan pesona umbul menjadi formula unik bagi Desa Wangen untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.
